Belitung, faktamediababel.com – Proyek Pembangunan Jalan Perumahaan As Regency, yang berlokasi di Jalan Bunga Desa, Desa Air Saga, Kabupaten Belitung ini diduga keluar dari Bespek hingga Sarat KKN
Saat media ini melakukan kunjungan kelokasi kegiatan yang dimaksud pada Kamis, (01/12/2023) terlihat jalan aspal yang dibangun sepanjang 491 meter dengan ketebalan 4 cm yang menelan biaya APBD Kabupaten Belitung sebesar Rp. 868.552.000 sudah mengalami keretan yang cukup panjang pada permukaan aspal padahal pembangunan baru saja selesai dikerjakan.
Diduga keretakan aspal terlalu dini itu terjadi lantaran kurang sempurnanya proses pelaksanaan sehingga pemadatan tanah dan agregat tidak tercapai.
Sehingga pelaksana mengambil langkah menutupi keretakan dengan menambal aspal di lebih dari 4 titik.
Disinyalir kegiatan yang dikerjakan oleh pelaksana CV. Labelco nampaknya dikebut lantaran batas akhir kontrak pengerjaan selambatnya 30 November.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bidang Perumahan Rakyat dan Pemukiman (Perkim) Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Kabupaten Belitung Yusron membenarkan adanya tambalan aspal di proyek tersebut akibat kurang sempurnanya kepadatan pada timbunan dan agregat oleh pelaksana sehingga terjadi keretakan dini.
“Sudah mengetahui hal tersebut dari konsultan pengawas begitu selesai dikerjakan langsung ada keretakan saya intruksikan suruh diperbaiki. Hal tersebut biasanya terjadi lantaran kurangnya kepadatan,” kata dirinya kepada media ini, Rabu (06/12/2023).
Disinggung kurangnya pengawasan terhadap kegiatan tersebut PPK katakan, pihak konsultan selalu berada di lokasi kegiatan.
“Coba tanya ke konsultan pengawasan lantaran dirinya yang selalu berada di lokasi kegiatan tersebut,” jelas Yusran.
Sedangkan Erlangga pihak Konsultan pelaksana kegiatan CV. Bes Consultan belum mengetahui adanya keretan yang terjadi di proyek tersebut hingga terjadi penambalan aspal.
“Kalo keretan aku belum lihat,” Kata dirinya.
Melalui dokumentasi video Handphone wartawan, dimana aspal yang baru selesai dikerjakan itu mudah terkelupas. Hal itu dibuktikan saat wartawan media melakukan kroscek dengan mengelupasi ujung aspal, alhasil aspal langsung terangkat dan terkelupas.
Hal tersebut lantaran diduga kurang sempurnanya atau kontraktor nakal yang mencampurkan aik kedalam prime coat itu sendiri sehingga lapisan resap pengikat yang bersifat cair untuk mengikat aspal yang diletakkan diatas pondasi itu akhirnya tidak sempurna pada kegunaannya dan tidak merekat.
“Nanti saya coba cek karena selesai pengerjaan aspal itu pada malam hari jadi sudah saya tinggal tidak saya cek lagi,” jelas Erlangga.
(*/Tim)
Share this content: