Faktamediababel.com

Bangka Selatan, Faktamediababel.com —- Kelangkaan gas 3 kg kembali melanda beberapa wilayah di Indonesia. Masyarakat mengeluh karena kesulitan mendapatkan gas untuk kebutuhan sehari-hari.
Menurut data dari Asosiasi Pengusaha Gas Indonesia, kelangkaan gas 3 kg disebabkan oleh kurangnya pasokan dari pemasok utama. Hal ini diperparah oleh meningkatnya permintaan gas 3 kg dari masyarakat.
“Masyarakat sangat kesulitan mendapatkan gas 3 kg. Kami berharap pemerintah dapat segera mengatasi kelangkaan ini,” kata Ketua Asosiasi Pengusaha Gas Indonesia.
Pemerintah telah berjanji untuk segera mengatasi kelangkaan gas 3 kg. Namun, belum ada kejelasan kapan pasokan gas akan kembali normal.
Sementara itu, masyarakat diimbau untuk menggunakan gas secara bijak dan menghemat penggunaan gas.
*Data Kelangkaan Gas 3 Kg*
– Wilayah terdampak: Jakarta, Bandung, Surabaya, dan beberapa kota lainnya termasuk Bangka Selatan.
– Jumlah pasokan gas yang kurang: 30%.
– Jumlah masyarakat yang terdampak: 500.000 orang.
“Saya sangat kesulitan mendapatkan gas 3 kg. Saya harus membeli gas dengan harga yang lebih mahal, kelangkaan gas 3 kg sangat mengganggu kegiatan sehari-hari. Saya berharap pemerintah dapat segera mengatasi masalah ini,” kata sumber kepada Faktamediababel.com Rabu malam 28/1/2025.
Kelangkaan elpiji tiga kilo disebabkan oleh beberapa faktor, seperti konsumsi yang tinggi, kurangnya distribusi, dan harga yang tidak terkontrol. Selain itu, perubahan sistem distribusi dengan menggunakan KTP dan peningkatan jumlah pembelian oleh masyarakat karena khawatir kehabisan stok juga menjadi penyebab kelangkaan.
Dampak kelangkaan elpiji tiga kilo antara lain:
– Harga yang Mahal: Masyarakat terpaksa membeli elpiji dengan harga yang jauh lebih mahal dari harga normal.
– Gangguan Kegiatan Rumah Tangga: Kelangkaan elpiji mengganggu kegiatan memasak dan kegiatan rumah tangga lainnya.
– Dampak Lingkungan:
Penggunaan alternatif seperti kayu bakar dapat berdampak negatif bagi lingkungan.
Untuk mengatasi kelangkaan elpiji tiga kilo, beberapa solusi yang dapat dilakukan antara lain:
– Peningkatan Produksi:
Meningkatkan produksi elpiji untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
– Pengawasan Harga:
Melakukan pengawasan harga elpiji untuk mencegah penimbunan dan penjualan dengan harga yang tidak wajar.
– Pengembangan Energi Terbaru: Mendorong penggunaan energi terbaru sebagai alternatif elpiji.
Hingga berita ini diterbitkan Redaksu akan konfirmasi lebih lanjut ke Dinas terkait.(Red/*)
Share this content: